Kontradiksian Antara Kemajuan Perekonomian Dengan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia
Kondisi Perekonomian Indonesia saat ini dalam kondisi membaik, di lihat dari enam indikator. Adapun enam indikator perekonomian Indonesia selama setengah tahun (berdasarkan paparan yang disampaikan Menteri Keuangan kepada Komisi XI DPR) adalah:
Pertama, indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat hingga 22,5 persen dari 2.534,36 pada akhir 2009 menjadi 3.104,73 pada 27 Agustus 2010. Kedua, sejak Januari-27 Agustus 2010 net capital inflow saham sebesar Rp14,68 triliun. Ketiga, selama semester I 2010 ekspor tumbuh 44,83 persen dan ekspor hasil industri tumbuh sebesar 33,45 persen. Impor tumbuh 51,99 persen. Impor yang paling dominan yaitu bahan baku atau penolong tumbuh 55,9 persen. Keempat, hingga 20 Agustus 2010, cadangan devisa sebesar US$80,4 miliar naik dibanding posisi Desember 2009 sebesar USD66,1 miliar. Kelima, nilai tukar terapresiasi 4,13 persen dari posisi Rp9.404 per dolar AS pada akhir 2009 dan menjadi Rp9.016 per dolar AS pada 27 Agustus 2010 kemudian pada februari 2011 menjadi Rp. 8.925. Keenam, inflasi Juli 1,57 persen, inflasi kumulatif 4,02 persen, dan inflasi tahunan 6,22 persen. Tingginya inflasi didorong oleh meningkatnya harga beberapa komoditas bahan pangan nasional seperti cabai, bawang merah, daging ayam, telur, dan beras.
Selain enam indikator tadi, pendapatan perkapita juga sebagai hitungan dalam menilai pertumbuhan ekonomi, Pendapatan per kapita Indonesia atas dasar harga berlaku pada 2010 tercatat mencapai Rp 27 juta atau setara dengan 3.004,9 dollar AS. Angka ini naik sekitar 13 persen bila dibandingkan pada 2009 lalu yang mencapai Rp 23,9 juta atau setara 2.349,6 dollar AS. Perhitungan perkapita dihitung dari nominal PDB sebesar Rp 6.244,9 triliun dibagi dengan jumlah penduduk pada 2010 yang sebesar 237,6 juta hasilnya adalah Rp 27 juta per kapita pendapatan per tahun. Atau setara dengan penghasilan 2.250.000,- /orang dalam sebulan.
Melihat statistik diatas. Indonesia jelas berada dalam kondisi perekonomian yang stabil, namun peningkatan perekonomian nasional tidak berbarengan dengan kondisi masyarakat Indonesia, Kemiskinan, Penganguran, Pelayanan Pendidikan dan kesehatan masih menjadi persoalan nasional yang dihadapi pemerintah, mengapa demikian?
Banyak faktor yang mengakibatkan kontradiksi diatas, yang paling utama adalah persoalan pemerataan, penghasilan masyarakat Indonesia sangat tidak merata, sementara data statistik di atas di hitung secara nasional, jadi peningkatan perekonomian Indonesia yang meningkat sulit untuk dijadikan standar hidup sejahtera masyarakat Indonesia. ketidak merataan itu terbukti dengan pendapatan - pendapatan besar banyak di peroleh oleh pengusaha - pengusaha lewat persusahaan besar, berbeda jauh dengan usaha - usaha masyarakat kecil. Data statistik di atas hanyalah rangkaian angka tanpa makna bila dijadikan sebuah pertimbangan mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat. Seharusnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dilakukan melalui pendekatan ke item – item berikut. Seperti; Pelayanan Kesehatan, pemerataan penghasilan yang disesuaikan dengan beban kerjanya, pengembangan Usaha kecil menegah masyarakat, mengurangi ancaman kriminalitas, mengupayakan lingkungan yang sehat yang layak huni, pelayanan pendidikan yang terjangkau dan lain sebagainya.
Dilain hal adalah persoalan sistem perekonomian yang dijiplak dari negara – negara maju. Tentunya tidak akan berjalan dengan maksimal bila diterapkan di Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang. Faktor terakhir yang menguatkan kontradiksi ini adalah kapabilitas individu – individu yang menempati posisi strategis dalam sistem perekonomian.
Kurangnya pengembangan optimal terhadap UMKM juga menjadi boomerang lahirnya kontradiksi ini, pelaku UMKM tidak dapat melanjutkan usahanya terkendala modal dll. Dan yang paling penting adalah pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesia.
Tidak ada komentar